"..Raja alim raja disembah, raja lalim raja disanggah" atau bisa juga " seperti padi, semakin berisi semakin menunduk", barangkali itu analogi sederhana yang bisa saya gambarkan untuk pemimpin yang satu ini. dengan pembawaan yang sederhana dan penampilan yang bersahaja orang akan tetap akan hormat dengan beliau bukan dengan apa yang dia kenakan tetapi dengan apa yang dia lakukan.
Pagi ini, Senin 5 September 2011 adalah hari pertama masuk kerja bagi saya dan semua rekan-rekan staf birokrasi di Pemerintah Kota Surakarta dan umumnya juga bagi staf pemerintahan di manapun di republik ini setelah cuti bersama Hari Raya Idul Fitri 1 Syawal 1432 H. Seperti yang sudah diagendakan jauh-jauh sebelumnya bahwa hari ini akan diawali dengan upacara bendera luar biasa yang dipimpin langsung oleh Bapak Walikota Surakarta, Ir. Joko Widodo kemudian akan dilanjutkan dengan acara tauziah Halal BiHalal Syawal 1432 H/ 2011 M di Pendapi Gede Kompleks Balaikota Surakarta.
Semua peserta upacara ternyata datang dengan tertib. Halaman Balaikota sudah penuh oleh staf-staf SKPD dan BUMD yang telah ditata berdasarkan nama SKPD masing-masing pada pukul 7 pagi. ritual yang biasa setelah lebaran adalah saling bersalaman bermaafan antar rekan-rekan yang dikenal sebelum upacara dimulai. Upacara luar biasa ini tidak diisi dengan pengibaran bendera merah-putih seperti upacara pada umumnya tetapi hanya diisi oleh ikrar halal bihalal oleh Sekretaris Daerah Surakarta dan amanat dari pembina upacara yaitu Bapak Jokowi. semakin luarbiasa ketika tiba giliran dari Bapak Jokowi untuk berbicara, sangat singkat yaitu yang bisa saya garis bawahi: Untuk kali ini Badan Kepegawaian Daerah (BKD) dan Inspektorat setelah acara ini tidak perlu melakukan SIDAK (Inspeksi Mendadak) PRESENSI staf di kantor-kantor instansi pemerintah kota karena staf kita bukan lagi anak TK yang harus dicek kehadirannya, ini adalah kesadaran masing-masing.. SALUTT!!..Ketika banyak kepala daerah justru memberi peringatan dan ancaman kepada para bawahannya tentang sanksi yang akan mereka terima jika pada hari pertama setelah cuti lebaran diketahui tidak berada di kantor masing-masing, walikota yang satu ini malah memberikan angin segar terobosan yang lebih dewasa. kita semua tahu bahwa PNS adalah abdi negara yang bertugas melayani keperluan masyarakat tentang administrasi dan sebagainya dan tanggung jawabnya tentu harus berada di tempat dimana dia mengabdi. Tetapi sekali lagi presensi bukan jaminan tentang kualitas personal staf dalam melaksanakan tugasnya tetapi kita juga harus melihat hasil yang diterima oleh masyarakat yang dilayani oleh para PNS itu. Jangan-jangan PNS cuma hadir karena takut sanksi, bukan karena tanggung jawabnya.
Akhirnya upacara pun ditutup dengan -yang membuat saya semakin kagum pada beliau- Bapak Jokowi dengan diikuti oleh wakil walikota dan beberapa kepala SKPD akhirnya berjalan menuju peserta upacara yang berbaris mengitari halaman balaikota dan menyalami peserta baris paling depan. bisa jadi kebijakan ini diambil berdasarkan pengalaman tahun-tahun sebelumnya, beliau harus berdiri menyalami seluruh peserta upacara yang menghampiri beliau yang kalau dihitung mungkin sekitar 4000 lebih. tentunya pegel atau malah bisa jadi kram tangannya!!
nah ini berita yang dirilis melalui koran lokal Solopos:
Solo (Solopos.com)–Pemerintah Kota (Pemkot) Solo mengambil kebijakan untuk tidak melakukan inspeksi mendadak (Sidak) terhadap jajaran pegawai negeri sipil (PNS) di hari pertama masuk kerja setelah libur Lebaran, Senin (5/9/2011).
Namun tercatat ada sekitar 437 PNS dari sejumlah satuan kerja perangkat daerah (SKPD) yang tidak menghadiri apel pagi di Halaman Kompleks Balaikota Solo.
Kepala Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Kota Solo, Etty Retnowati mengemukakan apel pagi sekaligus halalbihalal yang diadakan Pemkot pada hari Senin tersebut untuk memastikan kesiapan para PNS dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat pascalibur Lebaran.
“Pagi ini, Walikota (Walikota Solo, Joko Widodo (Jokowi)-red) mengambil kebijakan untuk tidak melakukan Sidak dengan harapan para PNS tersebut tanpa ada tekanan dari pimpinan untuk berdisiplin pun, sudah memiliki kesadaran untuk menegakkan disiplin tersebut,” tegas Etty ketika ditemui wartawan di ruang kerjanya, Senin.
Etty menyebutkan jumlah total PNS di lingkungan Pemkot Solo sebanyak 10.258 orang. Apel pagi yang digelar kemarin seharusnya dihadiri 4.546 PNS, yang terdiri atas PNS nonguru dan kepala sekolah, namun tercatat hanya 4.109 PNS yang hadir.
“Untuk guru sudah masuk kerja mulai hari ini (kemarin-red) namun tidak ikut apel pagi karena memang diwakili oleh kepala sekolah masing-masing. Sementara dari presensi PNS tadi tercatat ada 437 orang yang tidak ikut apel pagi dengan keterangan,” ungkap Etty.
PNS yang tidak ikut apel pagi, dijelaskan Etty, mayoritas adalah sejumlah petugas lapangan dari berbagai SKPD seperti Dinas Pengelolaan Pasar (DPP), Dinas Perhubungan (Dishub), Dinas Kesehatan Kota (DKK), Rumah Sakit Daerah (RSD) dan sebagainya.
“Jadi mereka tidak ikut apel pagi karena bertugas di lapangan,” terangnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar