Sabtu, 11 Agustus 2012

Solo & Transportasi Publik


masih hangat berita peluncuran perdana Railbus Bathara Kresna, 5 Agustus 2012 yg melayani rute Sukoharjo-Solo-Jokjakarta. railbus adalah salah satu pilihan transportasi publik yg jamak ada di kota besar untuk mengangkut perpindahan manusia dari satu lokasi ke lokasi lainnya.keberadaannya jg merupakan solusi penanganan masalah lalu lintas yg makin padat.seiring perkembangan kota ternyata berbanding lurus dengan kepadatan lalu lintas.

Sejarah perkembangan transportasi publik di Kota Solo sudah dimulai sejak hampir 100 tahun lalu pada masa kekuasaan PakuBuwono X. beliau bersama pemerintahan Hindia Belanda membangun jaringan transportasi publik yg tengah populer waktu itu yaitu kereta api dan tram.Kekuasaan PB X tidak hanya diperuntukkan bagi kaum bangsawan saja, beliau juga memikirkan kepentingan rakyatnya yg hidup di wilayah Vorstenlanden, menurut Babad Sala yg ditulis oleh RM.Sajid, jalur trem dimulai dari depan Benteng Vastenburg, lalu ke Kauman dan menuju Derpoyudan hingga Pasar Pon. Keterangan ini juga menyebut jalur di halte Pasar Pon ini memungkinkan trem dari dua arah dapat bertemu. Selanjutnya jalur trem melintasi Sriwedari hingga Purwosari. Jalur trem juga membentang ke barat hingga Gembongan (wilayah Kartasura).

gambar diatas adalah salah satu bukti keberadaan Tram yg masih ditarik oleh 2 ekor kuda dan sdh ada kondektur yg menarik ongkos kepada para penumpang yg menaiki tram tersebut. Foto itu diambil oleh fotografer Onnes Kurkdjian, diambil sekitar tahun 1895-1920.Lokasi pengambilan foto ada di gladag (Lodjiwoeroeng), gambar sebelah kirinya bs diidentifikasi sbg Gereja Protestan (GBIP Penabur) yg dibangun tahun 1832 dan sebelah kanan gambar masih banyak tanaman besar yg menjadi bagian depan dr Beteng Vastenburg.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar